Monday, June 22, 2009

Pesta Ulang Tahun Maliq & D’essentials...

Merayakan hari jadi ke-7 dengan sulap dan karaoke massal. Teks dan foto oleh Hasief Ardiasyah

Segalanya berlangsung lancar dalam konser spesial Maliq & D’essentials di kafe Kama Sutra, Jakarta pada Minggu malam, 7 Juni lalu hingga pertengahan acara, di mana terjadi gangguan teknis signifikan usai lagu “Kau Yang Bisa” dan pertunjukan pun sempat terhenti selama semenit. Vokalis Angga Puradiredja mengisi kekosongan dengan mengimbau, “Kalau misalnya mati lagi, semua nyanyi ya. Cuek aja! Setuju?” Ratusan penonton yang memadati kafe Kama Sutra pun langsung menjerit sebagai tanda sepakat, sementara Angga dan kawan-kawan melanjutkan konser yang sold out itu dengan membawakan “Luluh”, single kedua dari album baru Mata Hati Telinga.

Untungnya tak ada lagi masalah besar yang mengganggu berlangsungnya acara tersebut, yang diselenggarakan dalam rangka merayakan ulang tahun Maliq & D’essentials yang ke-7. Turut meramaikan perayaan tersebut adalah rekan-rekan Maliq & D’essentials di label yang mereka dirikan, Organic Records: selain memainkan lagu-lagu sendiri seperti “Bidadari” dan “Tergila”, grup funk pop Twentyfirst Night juga bertindak sebagai band latar bagi trio hip-hop Boogiemen, yang membawakan “American Boy”-nya Estelle bersama Renita Martadinata, vokalis latar Maliq & D’essentials dan Twentyfirst Night, serta single pertama mereka “Havana”. Di tengah-tengah melantunkan “Terbaik Untukmu” yang dipopulerkan oleh TIC Band, Yogie Vandhika Yedha, vokalis Twentyfirst Night, memeragakan sebuah trik sulap yang diajarkan oleh drummer-nya Pringgo Aryo Pradana, yang memang pernah berprofesi sebagai tukang sulap. Yogie meminta tisu dari penonton, yang kemudian dibakar dan menyisakan sekuntum bunga yang diberikan kepada seorang gadis terkejut yang diajak ke atas panggung.

Tak lama kemudian, Maliq & D’essentials pun naik ke atas panggung dengan dandanan rapi, di mana para anggota lelaki – Angga, drummer Widi Puradiredja, bassis Dendy “Jawa” Sukarno, pemain trompet Amar Ibrahim, kibordis Rif’at “Ifa” Fachir dan gitaris Arya Aditya “Lale” Ramadhya – memakai setelan jas dan dasi. Sedangkan vokalis Rivani “Indah” Indriya, satu-satunya personel perempuan Maliq & D’essentials yang sudah aktif lagi setelah melahirkan anak pertamanya pada April lalu, memakai blus bergaris-garis hitam-putih dan rok hitam.

Dengan bantuan vokalis latar Renita dan Reza “Rejoz” Jozef dari The Groove pada perkusi, Maliq & D’essentials mengisi waktu hampir dua jam dengan memainkan lagu-lagu yang terkenal maupun jarang dibawakan dari ketiga album mereka. Setelah membuka dengan intro yang mengutip lirik “M to the A to the L I Q” dari lagu “U & I”, mereka langsung membawakan “Sunshine” dari 1st, disambung dengan lagu baru “Aura”. Sepanjang konser, Maliq & D’essentials menunjukkan kelasnya sebagai band yang tak cukup didengar lewat CD saja, dengan memberikan aransemen dan sentuhan baru pada lagu-lagu mereka. Dua single “Terdiam” dan “The One” mengalami tempo yang lebih cepat dibanding versi aslinya, sedangkan mereka juga menyelipkan sepotong lagu-lagu hits familiar ke dalam lagu-lagu sendiri, seperti “PDA (We Just Don’t Care”-nya John Legend ke dalam “Lil Thing”, “Let’s Groove Tonight”-nya Earth Wind and Fire ke dalam “Blow My Mind” dan “Sunday Morning”-nya Maroon 5 ke dalam “Heaven”.

Suasana menjadi semakin meriah bagi D’essentials – para penggemar Maliq – pada sesi karaoke massal akustik, di mana Angga, Indah dan Lale pindah dari panggung menuju tiga bangku yang ditempatkan di tengah-tengah kafe lalu memainkan “Untitled” dan “Mata Hati Telinga”, sementara penonton dapat ikut bernyanyi dengan bantuan lirik yang diproyeksikan pada layar video. Tapi rasanya D’essentials yang hadir di sana dan bernyanyi sekuat nafas tak butuh contekan lagi kalau mereka sudah rela membeli tiket masuk dengan harga Rp 142.000. Tujuh penggemar beruntung yang memenangkan kontes lewat Facebook bahkan mendapat kesempatan mempersembahkan kue ulang tahun dan kado berupa kaus dan piala kepada band kecintaan mereka itu.

Konser diakhiri dengan “Pilihanku”, di mana para anggota Twentyfirst Night dan Boogiemen kembali naik ke panggung serta mengambil instrumen dan mikrofon yang masih tersedia untuk ikut membawakan lagu itu. Single pertama dari Mata Hati Telinga tersebut merupakan pergeseran dari sound Maliq & D’essentials yang sudah ada di dua album sebelumnya menuju arah yang lebih pop, tapi berdasarkan reaksi para penggemar yang sama antusiasnya dalam menyanyikan “Pilihanku” maupun lagu-lagu yang lama, tampaknya Maliq & D’essentials sudah mulai menyiapkan fondasi untuk tetap eksis sampai tujuh tahun lagi.

No comments: